Seorang kakek duduk di kursi taman. Ia melihat seseorang berjalan mendekat sambil mendorong gerobaknya. Si kakek pun menyapanya.
“Anak muda, berapa harga rujak itu?” tanya Si Kakek.
“Lima ribu kek. Kakek mau beli?”
“Iya saya beli satu ya”
“Baik tunggu sebentar kek”
“Ini rujaknya. Ngomong-ngomong sedang apa sendirian di taman kek?” tanya pemuda itu sambil menyodorkan sebungkus rujak.
“Iya. Saya senang sekali duduk disini, udaranya sejuk. Dulu sering ajak anak saya kesini”
“Oh begitu kek. Lalu sekarang anak kakek dimana?”
“Mari temani kakek ngobrol”
Pemuda itu pun duduk dan mendengarkan cerita si kakek.
“Sekarang dia sudah dewasa. Usianya mungkin sepantaran denganmu. Dia juga sudah bekerja di satu perusahaan”
“Kenapa kakek ngga ajak anaknya buat temani kakek disini?”
“Dia sangat sibuk anak muda” jawab kakek tersenyum.
“Emm.. Tapi kan orang yang kerja di perusahaan juga ada hari liburnya kek, ngga seperti saya yang harus berusaha kerja tiap hari”
“Iya, kalau libur dia selalu pergi bersama teman-temannya” jawab kakek tersenyum lagi.
“Tapi, bukankah dia bisa menyempatkan waktunya meski cuma sebentar?”
“Sekarang dia sudah punya kehidupannya sendiri. Walaupun kakek rindu sekali padanya” jawab kakek sambil memandang nanar sebungkus rujak yang dipegangnya.
“Kalau saya jadi anak kakek, saya akan berusaha menyempatkan diri buat temani kakek disini”
“Kamu baik sekali anak muda. Andai dia sepertimu” lalu bulir air mata menetes dari mata sayu nya.
Seketika suasana menjadi hening.